Saturday 28 January 2017

Sumpah Pemuda




Oleh: Ruslan 
Direktur Rumah Tulis

28 Oktober genap 88 tahun lamanya setelah pemuda dari berbagai Daerah telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Mereka terdiri dari anak-anak muda, seperti tunas kelapa tumbuh perlahan tapi pasti, membesar menjadi sebatang pohon yang kuat dari terpaan angin dan musim penghujan. Anak-anak muda tumbuh subur dari pengalaman dan dinamika gerakan kemahasiswaan, aktivisme mereka sedang menggebu-gebu mencari hulu keadilan. Tak dapat disangkal bahwa keadilan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kehilangan keadilan rasanya seperti hidup dengan ibu tiri, dicampakkan dan dipinggirkan. Betapa asingnya hidup bila keadilan sudah tidak berpihak, lantaran kekuasaan telah mengamputasi keadilan yang seharusnya merata kepada seluruh warga Negara (civil society).

Bicara tentang sumpah pemuda, maka memori kita akan kembali pada masa lampau, di mana semangat nasionalisme sedang dalam keadaan puncak kejayaan. Mereka mengorganisir warga masyarakat untuk mengabarkan betapa jahatnya kolonial belanda yang telah lama bercokol di tahan air ibu pertiwi. Tak hanya saja pembantaian dan pengerukkan hasil bumi yang dipertontonkan melainkan harkat dan martabat bangsa Indonensia ikut tergerus menjadi kepingan-kepingan serpihan kaca, hancur lebur bersamaan dengan buih yang ditelan angin. Nasionalisme tidak tumbuh begitu saja, tanpa melewati rentetan peristiwa panjang sejarah bangsa. Sejarah di mana sebagian besar bangsa Indonesia ikut menderita lantaran penjajahan tidak memberikan ruang adanya kebebasan.

Sumpah pemuda menjadi suatu catatan sejarah yang amat penting untuk dibuka kembali, diresapi dan dihayati sebagai sebuah refleksi mendalam terhadap perjalanan bangsa. Kita tidak boleh membiarkan catatan sejarah ini sekadar seperti arsip-arsip file yang tersimpan rapi di museum sejarah, melainkan kita harus membuka kembali catatan sumpah pemuda untuk dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran yang amat penting bagi keberlangsungan hidup kedepannya. Dalam sebuah gubahan yang menjelaskan bagi siapa saja yang tidak mengambil pelajaran dari sejarah maka ia bisa dipastikan akan mengulangi kembali sejarah tersebut. Sejarah menjadi suatu yang amat penting untuk dibaca kembali, sehingga kita dapat menentukan langkah kedepan yang lebih baik.

Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, lembaga kemahasiswaan dan lembaga pemerintahan lainnya turut terlibat untuk memperingati kesaktian sumpah para anak muda di kala itu. Mereka mengambil bagian dengan melakukan berbagai macam cara, ada yang memperingati hari besar ini dengan melakukan upacara seremonial hingga aksi unjuk rasa diberbagai daerah.
Tak ketinggalan di Makassar sebagian besar mahasiswa ramai-ramai turun kejalan untuk melakukan aksi unjuk rasa sebagai upaya memperingati hari sumpah pemuda.


EmoticonEmoticon