Saya
sangat berterima kasih kepada tempo institute yang telah membuka ruang kepada
calon jurnalis untuk mendapatkan beasiswa pelatihan jurnalistik, sehingga
membuka kesempatan kepada setiap orang untuk belajar mengasah kemampuan
kejurnalistikan. Pertama saya mendapatkan informasi tentang beasiswa pelatihan
menulis di tempo, melalui akun webside resmi tempo-institute. Sehingga dengan
itu saya memberanikan diri untuk mendaftar menjadi salah satu peserta pelatihan.
Adapun
motivasi saya untuk mendaftar sebagai peserta pelatihan menulis, dikarenakan
saya sejak awal suka dengan dunia kepenulisan. sehingga di kampus tempat saya
kuliah, saya masuk disalah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Washilah UIN
Alauddin Makassar. Washilah merupakan salah satu lembaga Pers mahasiswa tingkat
Universitas, di sana penulis mulai mengasah kemampuan menulis dengan melakukan
reportase setiap kegiatan di kampus. Pelan tapi pasti saya mulai belajar
sedikit demi-sedikit dari para senior yang telah lama terjun ke dunia pers,
memulai menentukan berita apa yang diliput, menentukan angel hingga
menuliskannya ke dalam bentuk berita.
Saya sadari, memang membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk bisa menjadi seorang pers yang mempan dari segala macam tantangan di lapangan pada saat reportase.
Setelah
saya banyak belajar di UKM Washilah, saya bersama dengan teman-teman membuat
UKM Pers pada tingkat Jurusan di Ilmu Politik, hingga terbit tiga kali selama
saya memimpin UKM tersebut yang diberi nama La-Politica.
Setelah
itu, saya mencoba untuk masuk pada tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu
disalah satu media lokal di Makassar, hingga saya memutuskan untuk berhenti
karena fokus pada proses penyelesaian
study.
Dari
rentetan dan jenjang kejurnalistikan yang saya ikuti, semakin membuat saya
lebih memantapkan diri untuk menjadi seorang wartawan. Karena bagi saya,
memberikan informasi kepada publik yang baik dan benar berupa berita, bukan
opini semata merupakan tanggungjawab setiap pers, sehingga publik mendapatkan
edukasi politik secara sehat di tengah gonjang-ganjing proses demokrasi kita
yang semakin menemukan keseimbangan.
Saya
selalu berharap suatu waktu mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih giat dan
lebih mendalam lagi tentang jurnalistik, sehingga kedepan bisa menjadi pers
yang bertaggungjawab, dapat menyuguhkan berita yang berimbang dan tetap menjaga
independensi media sesuai dengan kode etik jurnalis. Dengan adanya pelatihan
menulis di Tempo Institute, saya berharap mendapatkan kesempatan yang sama,
sehingga saya mampu mengasah kemampuan dan menimba banyak ilmu dan pengalaman
dari para mentor senior di Tempo Institute.
Keinginan
saya menjadi jurnalis juga dipengaruhi oleh berita-berita yang saya nonton
sewaktu di rumah saat bersama dengan keluarga semasa kecil. Suguhan berita
dalam televisi terkadang membuat saya sering mengajukan berbagai pertanyaan
kepada ayah dan iapun menjawab sekenanya saja. Selain itu di kampung saya
orang-orang yang pernah menjadi wartawan hanya bisa dihitung dengan jari saja
bahkan tidak cukup satu tangan jumlahnya. Oleh karena itu melalui beasiswa
pelatihan menulis tempo 2017, kami yang tinggal jauh dari pelosok daerah
memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelatihan, sehingga
profesionalitas pers benar-benar di junjung tinggi.
Demikian
motivasi saya ingin menjadi pers, semoga Tempo Institute dapat
mempertimbangkannya.
Wss.
EmoticonEmoticon