
Makassar, www.kabar-impar.com-Pagi menyingsing di ufuk timur, mentari pagi kemerah-merahan mulai menampakan sinar terangnya. gumpalan Kabut-kabut awan berjejeran layak koboy sedang pawai tujuh belas agustus, para pencari nikmat tuhan berlalu lalang kesana kemari seolah memiliki peta harta karun nabi sulaiman diam tanpa suara tanpa sapa. Di akhir bulan tepatnya jumat 28 juni 2013 organisasi Impar yang berdiri sejak tahun 2008 lalu oleh beberapa senior melaksanakan hajatan besar yaitu latihan dasar kepemimpinan mahasiswa (LDKM) yang diadakan dibenteng somba upo. Kegiatan ini dihadiri oleh semua mahasiswa baru yang datang dari parado[. Pelatihan seperti ini diharapkan menjadi bekal awal untuk masuk di perguruan tinggi makassar. Kegiatan ini di rencanakan mulai tanggal 28 sampai pada tanggal 30 juni, dan di ikuti oleh 30 peserta di antaranya laki-laki dan perempuan.
Kegiatan seperti ini tiap tahunnya menjadi
skala prioritas bagi pengurus sebab untuk menjadi anggota sah diorganisasi
harus melewati proses LDKM sebagai pintu masuk, dalam kegiatan tersebut banyak
hal yang didapatkan oleh mahasiswa baru mulai dari pembekalan materi dalam
ruangan (in-door) maupun dilapangan (out-door). LDKM sebagai salah satu
kegiatan yang akan memberikan pencerahan kepada para peserta agar memiliki
wawasan luas berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Sebab jika seandainya kita
terlambat untuk mendapatkan informasi (ilmu) maka kita akan menjadi orang-orang
yang kalah dalam suatu kompetisi besar. Mungkin masih teringat dalam memori
kita seperti yang digaung-gaungkan oleh media bahwa “siapa yang menguasai
informasi maka dialah yang berkuasa” inilah ungkapan media massa yang dijadikan
sebagai senjata ampuh untuk mencari dan mendapatkan informasi, artinya siapapun
yang cepat mendapatkan informasi maka dia akan mampu untuk menggiring siapa
saja yang ia kehendaki termasuk negri ini.
Kegiatan
seperti ini sebenarnya sudah mengakar dalam benak setiap mahasiswa makassar,
karena setiap organisasi daerah (red organda) pasti mengadakannya karna kader
harus dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi calon intelektual yang akan
membawa pencerahan bagi masyarakatnya nanti. Pada dasarnya jika ditelusuri
lebih jauh oeranan mahasiswa sangat signifikan dalam pemulihan bangsa dimana
bangsa ini pernah berada dibawah bayang-bayang kekuasaan otoriter-totaliter
bertangan besi soeharto beserta para kroni-kroninya. Akan tetapi mahasiswa hadir
dipermukaan menjadi suatu kekuatan ideologis dan politis dalam rangka
memperbaiki kembali arah bangsa yang kaca balau. Mahasiswa mengambil bagian
dalam menumbangkan kekuasaan orde baru yang mengekang semua aktifitas politik
yang memberikan kritikan yang tajam atas pemerintahan orde baru.
Alhasil pada
tanggal 21 mei di istana negara soeharto mengumumkan bahwa dirinya akan turun
dari prabon kursi kekuasaan selama 32 tahun. Pasca jatuhnya orde baru maka
masyarakat kita sedang mengalami transisi (peralihan) politik yang cukup dasyat
menimpa bangsa indonesia, maka sadar atau tidak mahasiswa tidak akan mampu
untuk melalukan suatu gerakan reformasi jika seandainya aktifis pada saat itu
tidak melalukan pembacaan secara mendetail terlebih dahulu geopolitik orde baru.
Sehingga dengan serentak turun kejalan dan menduduki gedung parlemen
berhari-hari sampai presiden turun tahta, oleh karena mahasiswa pada saat itu
memiliki segudang informasi untuk dikaji kemudia dielaborasi lebih lanjut dalam
kajian-kajian ilmiah akademik. maka sangat disayangkan oleh kita hari ini jika
para mahasiswa hanya menjadi penonton yang baik duduk diam membisu tampa
melakukan perlawan atas diskriminasi manusia oelh karena tidak pahamk masalah
dan tidak mau tahu. Berapa banyak mahasiswa yang ada indonesia mulai dari
sabang sampai merauke belum lagi ditambah dengan yang kuliah diluar negri,
jumlahnya cukup fantastik akan tetapi apa yang terjadi sekarang, gerakan
mahasiswa serasa sudah tidak memiliki gaung lagi dimata birokrasi oleh karena
tidak adanya persatuan yang mempersatukan diantara semua mahasiswa. Dan kita
pastinya akan bertanya mengapa demikian? Tidak adanya kesadaran yang tumbuh
dalam diri mahasiswa untuk mengambil bagian dalam memperbaiki tatanan oelh
karena kita terjebak dalam pragmatisme politik, terlena dengan tawaran dan
bagian-bagian yang dikasih sebagai imbalan sehingga menjadikan daya kritis kita
menjadi tumpul.
Sebagai
senior kami tidak menginginkan adanya junior yang terlahir menjadi manusia yang
apatis akan realitas sosial yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bertindak
cerdas. Seperti yang dikatakan oleh pemikir sosialis italia Antonio Gramsci
semua orang adalah intelektual tapi tak semua menjalankan aktifitas
intelektual. Artinya kita termasuk orang yang memiliki kesadaran untuk
mengetahui (intelektual) terhadap segala sesuatu, tetapi kalau hanya sebatas
mengetahui lalu tidak bertindak sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh Ali
Syariaty bukanlah tergolong manusia yang tercerahkan (rausanfikr). Syariati
menjelaskan tentang orang yang tercerahkan adalah orang yang memilliki ilmu
pengetahuan lalu menggunakan ilmu tersebut untuk memperbaiki masyarakat
bukannya menjadikan ilmu sebagai alat untuk menindas dan memeras yang lain,
karna ilmu harus digunakan sesuai dengan perintah sang ilmu (Allah SWT).
Ada dua kategori yang diklasifikasikan oleh
gramsci dalam melihat kaum intelektual pertama
intelektual menara gading yaitu para saintifik yang berada dibelakang meja,
mereka asyik mencari rumus-rumus, teori ilmiah, matematika dll mereka tidak mau
bersentuhan secara langsung dengan masyarakat untuk mengubahnya. Mereka ini
para tokoh yang berada dimenera gading yang jauh dari lingkungan masyarakat.
Sedang kedua intelektual organisk
mereka inilah yang langsung turun ke kehidupan masyarakat untuk mengubah dari
tatanan yang timpang menuju tatanan yang diharapkan secara bersama dimana
keadilan menjadi salah satu peinsip dalam hidup. Mereka datang seperti nabi
yang memberikan petunjuk pada ummatnya yang sedang haus akan jiwa dan rohaninya.
Pelaksanaan
kegiatan ini sangat memberikan sumbangsih yang cukup signifikan bagi para
peserta LDKM, karena peserta diberikan bekal yang cukup dalam merintangi
bahtera kehidupan mahasiswa. Apalagi selama proses pengkaderan banyak hal yang
disuntik menjadi vitamin pengetahuan yang berguna bagi kelangsungan hidup
menjadi mahasiswa yang ideal. Dengan materi-materi yang turun diharapkan para
peserta bisa menjadikan sebagai suatu landasan awal atau pemahaman dalam
menganalisis sesuatu karna mahasiswa segala sesuatunya harus berpatokan pada
keilmiahan (rasional empiris).
Penulis: Ruslan
Editor : Ruslan
EmoticonEmoticon