Oleh:
Abdul Farid
Kontributor
di komunitas menulis
Berawal dari media sosial ku
mengenal sosoknya. Disaat itu pula aku mencoba membuka tautan profilnya agar ku
tau siapakah dia yang sesunggunya. Dialah adalah Jailani yang sering di sapa
dengan Jai salah seorang mahasiswa yang terbilang sukses dan berhasil diantara
banyaknya mahasiswa yang ada. Sebagai seorang pemimpin suatu lembaga mahasiswa,
Sosok Jai terlihat karismatik serta mampu memberikan motivasi dan membuka
cakrawalah berpikir kita sebagai anak muda.
Jai pun selalu memberikan motivasi
kepada saya dan mungkin banyak anak seusia yang mendapatkan motivasi darinya.
Hal yang paling terkesan ketika dia mengatakan “semua orang punya mimpi dan
tidak semua orang mapu meraih mimpinya karna takut untuk gagal”. Akupun
beranikan diri untuk tukaran nomor HP dan menjalin komunikasi yang baik
dengannya.
Tiga bulan lamanya kami
berkomunikasi dan tanpa salng mengenal satu sam lain dan berketemu sebelumnya.
Tiga bulan terakhir itupun, aku berupaya mengumpulkan modal dan bekerja keras
ditanah rantaun Kalimantan Timur yang jauh dari tanah kelahiranku Dompu NTB.
Modal hasil tetesan keringatpun
terkumpul dan mengantarkanku ke kota daeng dan bertemu dengan Jai, dengan
harapan besar seorang pemuda ingin sukses dan melanjutkan pendidikan
Universitas yang diharapkannya. Jas merah yang di pakai oleh mahasiswa itu
sangat indah, ya mungkin aja karena yang pake memang bidadari yang turun dari
langit untuk menghiasi keindahan dunia ini.
Setelah pertemuan dan berbincang
dengan Jai, dengan yakinnya bahwa aku bisa merebut jas merah yang dipakai
bidadari sore itu. Jalur SBMPTN tinggal beberapa hari lagi akan ditutup, jalur
itupun tidak kubiarkan lewat layaknya air hujan turun ke bumi.
Dengan proses yang panjang Jalur
itupun tidak berhasil dan mencoba kembali jalur PSOK meskipun pada akhirnya
tidak kunjung berhasil. Kecewa jelas ada, tapi semangat untuk melanjutkan ke
Universitas belum padam berbagai macam koleksi kartu pendaftaran perguruan
tinggi pun aku pegang.
Jas merahpun hilang dan tidak mampu
aku gapai. Meskipun jas itu yang di harapkan. Saya masih ingat pesan orang tua
di kampung “Luruskan Niat Manusia Hanya bisa berproses Tapi Allah yang
Tentukan”. Pesan ini benar juga, terlanjur salah niat ingin rebut jas merah
yang di miliki orang lain.
Kehilangan Jas merah tak memadamkan
semangat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Alhamdulillah kesempatan itu
masih ada meskipun kampus ini tidak saya kenal sebelumnya. Kesempatan itupun
tidak ku sia siakan dan Alhamdulillah akupun lulus dan di sambut dengan slogan
Kampus Peradaban UIN Alauddin Makassar.
UIN Alauddin Makassar punya cerita
dengan kampus peradaban dan jas hijaunya. Jas itupun menjadi jas kebangganku
sampai hari ini meskipun bukan jas itu yang aku harapkan sebelumnya. Yang
jelasnya aku sudah melalui proses panjang tanpa adanya interfensi dan nepotisme
tertentu. Yakinlah pada diri sendiri karena orang lain belum tentu bisa yakin
kepada kita. Sukses Jailani Berawal darimu aku bisa hadir di kota daeng.
EmoticonEmoticon